Tuntut Kenaikan Upah, Organisasi Buruh pro PKS Akan Gelar Aksi Besar-besaran September
Massa buruh dari organisasi buruh/pekerja yang tampaknya merupakan kepanjangan dari langkah politik PKS (Partai Keadilan Sejahtera) akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran pada pekan ke-3 September 2016. Dalam aksi ini, buruh akan menuntut kenaikan upah 2017.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang juga pernah jadi calon anggota legislatif dari PKS ini mengatakan, aksi tersebut akan digelar secara serentak di 20 provinsi dan 150 kabupaten/kota. Aksi tersebut akan digelar selama 1 hari.
"Aksi besar ini pada minggu ke-3 September di 20 provinsi dan 150 kabupaten atau kota. Tanggal pastinya belum, kita sedang cari yang pas," ujar dia saat berbincang di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Aksi ini akan digelar di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, "Untuk di Jakarta akan aksi di MK (Mahkamah Konstitusi), MA (Mahkamah Agung) dan Istana," lanjut dia.
Sementara ditingkat kabupaten dan kota antara lain, Bogor, Tangerang, Bekasi, Serang, Cilegon, Karawang, Purwakarta, Bandung, Subang, Cirebon, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Jombang, Bojonegoro, Semarang, Kendal, Demak, Makassar, Medan, Deli Serdang, Batam, Karimun, Bintan dan lain-lain.
Said mengungkapkan, rencananya aksi tersebut akan diikuti oleh 10 ribu buruh untuk wilayah Jabodetabek. Sedangkan di wilayah lain diperkirakan antara 1.000-5.000 buruh.
"Kalau di Jakarta dan sekitarnya sekitar 10 ribu buruh. Daerah lain mungkin ada yang 1.000, 3.000, 5.000 buruh. Bisa jadi total seluruh Indonesia sekitar ratusan ribu buruh," ungkap dia.
Adapun tuntutan dalam aksi ini antara lain, cabut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, tolak upah murah, dan naikkan upah 2017.
Jika pemerintah tidak merespon aksi unjuk rasa tersebut, lanjut Said, buruh akan kembali menggelar aksi unjuk rasa nasional. Namun tanggal pastinya masih akan dipertimbangkan kembali.
"Kalau nanti tidak direspon pemerintah, kami akan ada aksi lanjutan. Nanti akan ada unjuk rasa nasional, hampir sama dengan mogok nasional," tandas dia.